FF comeback ku dari hiatus~ ^^ tadinya mau publish awal April, seperti janji, tapi … net bermasalah, belum lagi sibuk, belum lagi tergoda sama video (?) SHINee jadi kelupaan … terus design request yang harus diberesin.. mianhaeyo ceritanya mengecewakan ._______.v
Title : [Round 1] A Prince From The White Clock
Author : Van-MinKeyCode (@vanflaminkey91 on Twitter)
Genre : AU, romance, fantasy, angst, thriller, adventure (?)
Length : dwilogy
Rating : PG
Main cast :
- Park Jiyeon T-ARA as Park Jiyeon / Airen
- Lee Jinki SHINee as Onew / Chase
- Choi Minho SHINee as Elias
Support cast :
- Kim Kibum (SHINee) as Key / Aiden
- Choi Jinri f(x) as Sulli
- Jung Soo Jung f(x) as Krystal
- Kim Myungsoo Infinite as L
- Lee Taemin SHINee as Nikky
- Kim Jonghyun SHINee as Ty
Other cast : FIND BY YOURSELF!
Disclaimer : the story, its cover, ARE MINE!
Author’s Note : Twoshoot full fantasy author yang pertama xD. Ini full version status FF page Facebook PJYFF yang aku janjikan, dan benar-benar berbeda dengan yang ada di page alias aku remake penuh! Dan ini Cuma FF fantasy absurd yang gak layak, jadi yang baca ini harus sudah memantapkan hati (?)
WARNING : typo, fantasy payah yang ga masuk akal, beberapa nama makhluk adalah NYATA (dalam mitos) sementara beberapa lagi KHAYALAN asli author.
Huruf bercetak miring bercampur tebal adalah FLASHBACK.
***
Kabut tipis menyelimuti hampir seluruh dataran di sekelilingnya. Matanya terus menatap ke sana dan kemari dengan nyalang.
Di mana aku? Tiga kata itu mungkin yang terus bergentayangan dalam otaknya. Berputar-putar bagaikan sebuah fantasi yang akut. Bahkan telinganya mulai menangkap suara-suara meraung di kejauhan. A scary moan.
Uh, apa dia mengidap schizophrenia – penyakit kejiwaan yang menyebabkan kita seolah-olah mendengar suara di kepala kita? Tentu saja tidak! Dia masih normal, bahkan sangat sadar bahwa dirinya ada di tempat yang sangat aneh.
Matanya menyusuri setiap batang pohon yang lebarnya tidak lebih besar dari tubuh gadis itu. Mereka di mana-mana, menambah suasana mistis di sini. Di sekitarnya.
“Tuhan, aku ada di mana?” gumamnya setengah berbisik kepada diri sendiri. Tangannya memegang kepala yang terasa berat. Tubuhnya juga agak sakit. Ia benar-benar takut sekarang.
Ia berusaha mengingat dengan keras apa penyebab ia bisa ada di hutan yang bahkan tidak ia ketahui ada di negara apa. Tapi, sekeras apapun sel-sel otaknya bekerja, ia sama sekali tak mengingat apapun kecuali tawa canda teman-teman sekolahnya.
Tunggu, dia mulai bisa merangkai potongan gambar-gambar yang berkelebat cepat di otaknya. Sampai akhirnya ia menarik satu kesimpulan. Tadi, ia sedang duduk-duduk di bawah sebuah pohon ek di halaman belakang sekolah, sampai seorang pria dengan wajah tampan – walau ekspresinya dingin sedingin es – datang mengusiknya.
…dan pria itu… bersayap hitam!
“Siapapun! Kumohon, bawa aku kembali!” teriaknya frustasi. Percuma. Hanya terdengar bunyi gema suaranya dan suara burung yang terbang tinggi di atas. Ia melihat ke bawah, ke tubuhnya sendiri.
Hatinya mencelos saat menemukan dirinya masih berbalut pakaian sekolah. Bahkan gelang berwarna pink kesayangannya yang selalu ia pakai sebagai outfit wajib ke sekolah, masih menggelung diam di pergelangan tangannya.
Srek! Terdengar sebuah suara di belakangnya, yang langsung membuat bulu romanya meremang.
“Kau jangan takut, Park Jiyeon.” Mendengar namanya diucapkan dengan nada yang sedikit, hmm, menakutkan – Jiyeon tertegun sejenak. Perlahan, ia mulai menoleh dan mendapati seorang pria berdiri lima meter di belakangnya.
Pria yang sama seperti pria yang tadi.
“Siapa kau?!”
Pria itu tertawa kecil, “Tch, tak perlu kau tahu siapa diriku! Selamat tidur, Putri Airen!” serunya dengan suara bariton yang dipenuhi rasa percaya diri. Jiyeon tak mampu mendengar apapun setelahnya, karena pandangannya sudah gelap. Tubuhnya ambruk ke tanah. Lanjutkan membaca [Twoshoot / Round 1] A Prince From The White Clock : The Scarlet Eyes →