Ain’t No Other Man Prolog *Skip Part*

 

Suara desahan yang terus memburu itu mulai terdengar gaungnya di tempat parkir di salah satu apartemen termahal diSeoul. Tidak ada satu mobilpun yang parkir disana kecuali sebuah mobil Ferrari merah tua yang tampak sedang di punggungi oleh seorang laki-laki.

Punggungnya nampak naik turun diiringi dengan keringat yang sudah membanjiri kemeja putihnya. Seorang gadis ada diatas kap mobil. Mini skirt merahnya sudah tergulung keatas menampilkan paha putihnya.

* Skip J *

Eunhyuk memakai kembali jinsnya sedangkan Aera langsung sibuk membenahi kemeja dan mini skirtnya. Baru kali ini mereka melakukannya di ruang terbuka apalagi diatas kap mobil memberikan sensasi tersendiri bagi mereka berdua.

Eunhyuk merogoh kantung dan mengeluarkan kunci mobil,menyerahkannya kepada Aeri.

“ Seperti perjanjian kita. Kau ambil saja mobilku dan kita sudah tidak perlu bertemu lagi.” Kata-kata Eunhyuk yang tadi penuh dengan rayuan langsung berubah menjadi sangat dingin.

Aeri menatap kunci yang ada di genggamannya dan kembali memandangi wajah Eunhyuk yang sudah melengos.

“ Bisakah kita melupakan perjanjian konyol itu? Aku benar-benar mencintaimu  Eunhyuk. Aku tidak menginginkan mobil atau tubuhmu. Aku butuh kau..Eunhyuk.”

“ Aku tidak bisa menelan kembali perkataanku. Lagipula aku tidak butuh mobil yang dipenuhi aromamu lagi. Pergilah dan jangan pernah mengucapkan kata-kata menjijikkan seperti itu lagi padaku.” Eunhyuk berjalan pergi tanpa menoleh lagi. Terdengar isakkan tangis memilukkan dari arah belakang punggungnya, tapi dia benar-benar sudah tidak perduli lagi.

 

Eunhyuk kembali ke kamar apartemennya di lantai 12. Apartemen yang dilengkapi system scan finger dan scan retina itu membuat kamarnya tidak bisa dimasukki oleh orang sembarangan kecuali beberapa teman dekatnya seperti lelaki yang sedang menghirup teh dengan santainya.

“ Bagaimana dengan kencan singkatmu? Apa dia bisa memuaskan seorang  Eunhyuk yang selalu haus ini?” Ujarnya berpura-pura perhatian.

Eunhyuk tidak menggubrisnya dan malah mengeluarkan botol sampanye dan gelas kecil. Donghae nama lelaki itu tampak tersenyum menanggapi wajah angkuh Eunhyuk.

“ Perhatian sekali…Terimakasih.” Donghae dengan cepat mengambil gelas yang sudah dituangkan oleh Eunhyuk dan langsung meminumnya hingga habis.

“ Mau apa sih kau kemari? Aghhh….menyebalkan sekali. Hari ini sudah berjalan buruk karena aku harus kehilangan mobil favoritku dan sekarang kau mengambil sampanye mahalku.” Sewot Eunhyuk sambil mengacak rambutnya.

“ Mobil? Apa yang kau maksud mobil Ferrari Qwente yang baru kau pesan dari Eropa itu?”

“ Tentu saja yang mana lagi? Aku harus ke showroom mobil lagi dan memesan satu dengan keluaran yang berbeda.” Gumamnya dengan nada sedikit menyesal. Sebelum mobil baru itu datang dia harus menggunakan mobil audi hitam lamanya.

“ Hilang? Dicuri? Atau jangan-jangan….?” Donghae menggerakkan tangannya memebntuk sebuah gesture bodi seorang wanita. Eunhyuk mengangguk.

“ Idiot!! Kau memberikannya ke cewek itu padahal kau tahu sudah sejak lama aku mengincar mobil itu?” Teriak Donghae kesal. Mobil itu hanya bisa dipesan jauh-jauh hari, Donghae hanya terlambat  satu jam tapi mobil itu habis dipesan dan  tidak akan diproduksi lagi.

“ Kami bercinta diatas mobil, dan kau yang paling tahu aku tidak suka menyimpan barang yang bisa mengingatkanku dengan adegan-adegan yang kulakukan.”

“ Kenapa tidak menyewa kamar hotel saja?? Arrggghh…kau membuatku gila. Sudahlah lupakan! Toh aku cuma mau menyampaikansuratundangan ini. Jangan sampai kau tidak datang atau aku akan dibunuh hidup-hidup oleh Orie.” Donghae menaruh undangan bewarna cokelat keemasan ini diatas meja. Mengambil jaket dan langsung melenggang pergi.

“ Bawa kado yang mahal. Jika kau bisa memberikan mobil mewah pada teman kencanmu setidaknya kau harus memberikan kami sahabat baikmu tiket perjalanan ke Eropa.” Teriak Donghae sebelum pintu tertutup rapat.

Eunhyuk menuntaskan sampanyenya dalam satu tegukan, melirik kearah undangan bersampul cokelat itu. Dia mengambil undangan itu yang didepannya terukir dengan tinta warna perak nama Lee Donghae dan Chae Orie. Jemari Eunhyuk menyentuh nama Chae Orie perlahan dengan kerinduan yang membuncah membuat airmatanya mengalir secara perlahan. Banyak orang bilang Eunhyuk adalah tipe laki-laki yang tidak akan mengeluarkan airmata demi seorang wanita. Tapi Eunhyuk memiliki sisi yang tersembunyi didalamnya. Undangan itu didekap erat dengan isakkan hebat.

Chae Orie, Eunhyuk dan Donghae adalah sahabat baik semenjak mereka dihukum bersama-sama karena tidak mengerjakan tugas paper biologi yang diberikan guru paling galak dan paling tega.

Seiring berjalannya waktu keberadaan Orie yang semula hanyalah seorang sahabat sejati perlahan bergeser berubah menjadi wanita yang dicintai diam-diam.

Eunhyuk bukanlah pria dengan hati dingin, dia adalah pria yang sensitive dengan hati yang hangat. Semua berubah saat hari Valentinelimatahun yang lalu. Eunhyuk mengendarai mobilnya menuju rumah Orie dengan penuh tekad dia akan mengatakan cintanya kepada Orie saat itu juga. Tapi tepat pada saat itulah ekor matanya menangkap hal yang paling menyakitkan, Donghae dan Orie berciuman  mesra.

Saat itulah dia sadar selama ini mereka sudah memiliki perasaan yang sama tapi mereka takut hal ini akan mengubah segalanya termasuk persahabatzn yang sudah mereka jalin selama ini.

Eunhyuk perlahan tumbuh menjadi seorang laki-laki yang selalu dikelilingi dengan wanita cantik. Melakukan hal yang sama dengan wanita yang berbeda setiap malamnya. Semula hanyalah sebagai pelampiasan lama-lama dia terobsesi mencari wanita yang bisa menggantikan Chae Orie agar dia bisa rela melepaskan Orie kapada Lee Donghae.

Limatahun yang sia-sia karena dia tidak pernah bisa menemukan pengganti Orie.

 

******

Mobil Audi hitam itu secara perlahan berhenti di pelataran hotel mewah. Eunhyuk memastikan penampilan terutama bagian matanya sudah tidak bengkak lagi dari kaca spion. Mengeluarkan gel dan membuat rambutnya sedikit bervolume.

“ Senyum Lee Hyukjae. Kau adalah aktor yang berbakat….latihanmu selamalimatahun dipertaruhkan disini.”

Jam di arlojinya masih ada di angka dua. Masih satu jam sebelum pemberkatan dimulai..

Hyukjae berjalan memasuki Hotel dan langsung membelok ke kamar 301. Dia mengetuk pintu itu secara perlahan hingga terdengar suara yang sangat familiar menyuruhnya masuk.

Tiba-tiba seorang gadis dengan baju pengantin menubruk tubuhnya. Eunhyuk langsung gelagapan apalagi saat mengetahui bahwa Orie lah yang ada di pelukkannya. Aroma tubuhnya masih sama, wangi ceddar.

“ Orie….” Panggil Eunhyuk.

“ Monyet jahat!! Aku merindukanmu selamalimatahun ini. Kau selalu pura-pura sibuk inilah itulah..membuatku merana saja.” Isak Orie.

Eunhyuk mendesah..tentu saja dia selalu merasakan hal yang sama. Kerinduannya mungkin sudah tidak akan bisa tertampung di sebuah bejana paling besar sekalipun. Tapi bagaimana dia bisa bertemu dengan Orie jika setiap kali bertemu ingin rasanya Eunhyuk menculik dan membawa Orie ke luar negeri.

“ Bukankah aku disini? Aku sudah membawakan hadiah paling indah unttukmu..uljimaa~” Rayu Eunhyuk membelai rambut Orie yang sudah tersanggul dan terpasang mahkota titan yang indah itu.

Orie melepas pelukannya dan memukul bahu Eunhyuk, cukup keras hingga membuat Eunhyuk meringis kesakitan.

“ Jika tidak kusuruh Donghae datang langsung mengantarkan undangan kau pasti tidak akan mau datang. Hadiah? Aku tidak perlu hadiah karena Eunhyuklah hadiahku yang paling berharga.” Orie tersenyum manis sambil mengusap airmatanya.

Eunhyuk meringis. Tidakkah Orie tahu bahwa kata itu membuat hati Eunhyuk semakin terluka. Jangan katakan hal yang membuatku semakin susah untuk melepaskanmu.

“ Perbaiki make-up mu. Jika Donghae melihatmu menangis karena merindukanku dia pasti akan menghajarku.”

Orie terkikik geli.

“ Aku tahu …”

“ Akan kutunggu di luar.” Tanpa menunggu jawaban Orie, Eunhyuk sudah melangkah keluar. Saat pintu tertutup Eunhyuk mendekap jantungnya dan menghela napas.

Eunhyuk tidak langsung ke ballroom hotel sebagai gantinya dia memilih menunggu acara itu dimulai di café kecil yang tepat ada di depan hotel.

 

Dia mengaduk kopi hitam pesananya tanpa sekalipun berniat ingin mencicipinya sedikitpun. Matanya menerawang jauh kearah hotel, hanya beberapa menit lagi dan Orie akan menjadi milik Donghae.

“ Maaf..Permisi..” Suara perempuan itu membuat lamunan Eunhyuk buyar seketika. Eunhyuk mendelik kesal karena saat ini dia benar-benar tidak ingin diganggu.

Gadis di depannya tersenyum kikuk merasakan tatapan tidak suka dari Eunhyuk. Di tangannya tergenggam sebuah cangkir kopi pekat persis milik Eunhyuk.

“ Yang lain sudah terisi penuh. Maaf kalau menganggumu..” Tanpa menunggu kalimat yang keluar dari mulut Eunhyuk gadis itu sudah duduk dan mengaduk kopinya dengan perlahan. Matanya menerawang sambil mendesah panjang.

Eunhyuk mengernyit, hanya perasaannya atau gadis ini benar-benar melakukan hal yang sama dengannya.

Gadis itu menoleh tepat saat Eunhyuk sedang menatap dengan tatapan menyelidik.

“Tidak pernah lihat gadis cantik ya?” Gertaknya.

Eunhyuk mencibir dan kembali membuang muka. Baru kali ini ia melihat gadis yang norak seperti ini. Rambut ikalnya tampak berantakkan dengan baju kebesaran yang warna birunya sudah hampir pudar. Tidakkah dia pernah melihat atau setidaknya membaca majalah Runaway? Sama sekali jelas buka tipenya apalagi dengan kacamata yang selalu merosot dari hidungnya.

“ Membuatku tertawa saja.” Eunhyuk menggumam. Gadis itu mendelik, gumaman Eunhyuk sudah pasti terdengar olehnya.

“ Pervert..”

“ Kau bilang apa?” Gantian Eunhyuk yang melotot kesal. Gadis itu hanya mengangkat bahu dan menghirup kopinya perlahan.

“ Perfect…”

Eunhyuk  rmendengus, dia melirik arlojinya. Tidak ada waktu untuk mendebat gadis aneh sepertinya, acara pernikahan akan dimulai sebentar lagi. Eunhyuk segera bergegas mengambil mantel dan berjalan pergi meninggalkan café.

*****

Suara musik pengalun iring-iringan pengantin wanita mulai terdengar. Donghae dengan jas hitam berdiri di samping sambil tersenyum bahagia. Donghae mengedip pelan kearah Eunhyuk yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Eunhyuk hanya tersenyum tapi kembali memasang wajah berduka terlebih saat Orie sudah memasuki hall. Wajahnya tertutup oleh cadar putih tapi terlihat senyum yang terukir di bibirnya yang bewarna pink lembut.

Donghae menjulurkan tangan yang disambut oleh Orie.

“ Kau terlihat sangat cantik sayang..” Bisik Donghae mesra.

“ Akukanmemang selalu cantik hingga bisa membuatmu bertekuk lutut.” Canda Orie terkikik pelan.

Pendeta mulai membacakan ritual pembacaan diiringi dengan indah oleh alunan paduan suara gereja. Dan saat inilah yang paling ditakuti Hyukjae…ucapan perjanjian pernikahan.

“ Lee Donghae apakah kau berjanji untuk menjaga, melindungi dan mencintai Chae Orie sebagai Istrimu hingga maut memisahkan kalian?”

“ Aku berjanji.”

“ Chae Orie apakah kau berjanji untuk menjaga, melindungi dan mencintai Lee Donghae sebagai suamimu hingga maut memisahkan kalian?”

“ Aku berjanji.”

Eunhyuk mengepalkan tanganya begitu erat, baginya mereka sedang melakukan kutukan maut kearahnya. Ingin rasanya kaki ini melangkah bergerak menyeret Orie dari hadapan Donghae.

“ Jika ada yang tidak setuju dengan pernikahan ini. Katakanlah sekarang…”

Seperti ada dua sisi yang bertentangan. Sisi yang ditampilkan sosok malaikat menyuruh Eunhyuk untuk rela dan ikut berdoa atas kebahagiaan mereka. Tapi sosok yang lain menyuruhnya menentang pernikahan ini sebelum semuanya terlambat. Sebelum jarak yang ada di depannya semakin lebar dan tidak bisa diraih lagi. Donghae sahabatnya dan Orie adalah gadis yang dicintainya. Kakinya sudah bergerak maju tapi terhenti saat terdengar suara deritan pintu terbuka lebar hingga terdengar suara decitan pintu membaut semua hadirin menoleh. Terlihatlah siluet seorang wanita. Mata Eunhyuk menyipit rasanya dia mengenal sosok itu.

“Bukankah itu si gadis hypsie itu? Apa yang dia lakukan?” Eunhyuk terkejut melihat sosok yang baru saja dia kenal beberapa menit yang lalu. Gadis itu kini benar-benar menarik perhatian seluruh hadirin. Kemunculannya membuat yang lain bertanya siapa gadis yang tiba-tiba datang saat pendeta mengajukan pertanyaan paling riskan.

“ Jika ada yang tidak setuju dengan pernikahan ini. Katakanlah sekarang…”

 

 

Hubungan apa yang dimliki gadis itu dengan Donghae? Benarkah dia akan menolak pernikaan author dengan Donghae *digampar elfishy*

Bagaimanakah nasib Eunhyuk yang menderita karena cinta * halah* bisakah dia membuat Orie kembali ke sisinya atau dia harus rela melepaskannya untuk Donghae?

Chapter berikutnya akan dipublish as soon as possible. Komentar dan kritik membangun sangat harap diharapkan.

Dan akan diproteksi untuk mencegah anak yang dibawah umur membaca